Jelang Libur Akhir Tahun, Pemohon Paspor Melonjak
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Sepanjang 2023, Kantor Imigrasi Kelas I Semarang telah menertibkan 73.118 paspor. Tahun ini, paling banyak di bulan November yakni sejumlah 7.359 paspor.
Kepala Kantor Imigrasi Semarang Guntur Sahat Hamonangan mengatakan kenaikan pemohon paspor di bulan tersebut mayoritas untuk persiapan liburan akhir tahun.
“Untuk liburan akhir tahun, ada juga untuk umroh maupun haji,” jelasnya saat konferensi pers, Rabu (13/12).
Ia menuturkan, permohonan paspor 2023 lebih banyak dibanding tahun lalu dengan jumlah 60.269 paspor, kemudian tahun 2021 sebanyak 14.341, dan tahun 2020 tercatat ada 25.480 paspor.
Disebutkannya, dari tujuh Kabupaten/Kota wilayah Imigrasi Semarang, mayoritas permohonan dari Kota Semarang. Satu diantaranya karena tingginya pelayanan e-paspor.
“Masyarakat banyak yang belum mengetahui jika semua kantor imigrasi sekarang sudah bisa melayani e-paspor. Misalnya dari Pemalang gitu mengurusnya masih ke Semarang,” tambahnya.
Kendati demikian, pihaknya juga melakukan penangguhan paspor. Jumlahnya sebanyak 480 paspor. Permasalahannya biasanya karena kekurangan dokumen.
Misalnya pergantian paspor dimana pemohon tidak membawa paspor lama. Namun ada juga yang terindikasi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal, di antaranya pemohon tak membawa rekomendasi dari dinas ketenagakerjaan.
“Dalam proses wawancara ternyata mau bekerja, harusnya ada dokumen tambahan. Maka kami tangguhkan. Ditangguhkan ini bukan berarti ditolak. Ketika sudah melengkapi berkas bisa lanjut pembuatan. Tapi status penangguhan masih ada,” ujarnya.
Guntur mengatakan, selama ini dalam pelayanan paspor kuota selalu penuh. Perhari membuka 300 kuota melalui aplikasi M-Paspor.
Bahkan, juga sudah dilakukan pelayanan paspor di saat weekend di event Car Free Day (CFD).
Pun pihaknya juga melakukan pelayanan jemput bola atau eazy paspor. Dimana petugas mendatangi tempat atau daerah pemohon kolektif.
“Sehari kami membuka kuota 300, ternyata juga masih dikomplain kurang, kok habis. Kami harus berinovasi lagi, satu di antaranya melalui cara ini,” jelasnya.
Nantinya, lanjut Guntur, pelayanan akan dilakukan saat hari kerja. Mengenai jumlah kuotanya ia belum bisa memastikan. Yang pasti, menjadi kendala saat ini adalah perangkat dan SDM yang masih terbatas.
“Masih kami rapatkan. Semoga dalam waktu dekat, di 2024 nanti bisa mulai dilakukan,” tandasnya. (ifa/bas)